Selain itu, Maulid Nabi yang biasanya diisi dengan pembacaan shalawat juga diperbolehkan lantaran tidak adanya dalil yang melarang kegiatan memuji Rasulullah. Dalam sebuah riwayat, Nabi Muhammad justru menyukai hal tersebut.
Dikisahkan terdapat salah satu sahabat bernama Ka’ab bin Juhair bin Abi Salma yang memuji-muji Nabi Muhammad sebagai orang hebat dan orang mulia dalam bentuk syair yang sangat panjang.
Mendengar pujian itu, Rasulullah SAW tidak marah dan justru memberikan Ka’ab sebuah hadiah berupa selimut bermotif garis-garis yang biasa disebut Burdah.
Demikianlah sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga bermanfaat.