JAKARTA, iNews.id - Tanggal berapa Hari Raya Idul Adha 2023 atau Lebaran Haji 10 Dzulhijjah 1444 H? Menjadi pertanyaan bagi umat Islam yang ingin merayakan Hari Raya Idul Adha.
Hari Raya Idul Adha atau yang sering disebut masyarakat Indonesia dengan sebutan Lebaran Haji diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah.
Ibadah kurban dan salat Id akan dilaksanakan pada hari raya tersebut.
Idul Adha merupakan bentuk ungkapan rasa syukur umat Islam, sebagai upaya untuk membersihkan diri dari nikmat yang diterima, serta untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain.
Umat Muslim di seluruh dunia merayakannya sebagai peringatan atas kesediaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya Ismail dalam taat kepada Allah.
Pada Hari Raya Idul Adha, umat Islam dilarang untuk berpuasa seperti yang telah ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa:
“Pada dua hari ini, yaitu Idul Fitri setelah Ramadhan dan Idul Adha setelah wukuf di Arafah, Nabi Muhammad melarang berpuasa.”
Menurut pemerintah Indonesia, Hari Raya Idul Adha 2023 jatuh pada Kamis 29 Juni 2023 seperti yang tertulis di Kalender dengan Hari Libur Nasional tahun ini.
Pemerintah menetapkan libur nasional untuk Idul Adha adalah tanggal 29 Juni 2023 dan tidak ada cuti bersama untuk Hari Raya Idul Adha.
Sebelum Hari Raya Idul Adha, pemerintah akan mengadakan sidang isbat seperti yang dilakukan untuk menentukan hari raya Ramadhan dan Idul Fitri.
Ada kemungkinan tanggal lebaran haji yang ditetapkan oleh PP Muhammadiyah dan pemerintah berbeda karena perbedaan metode penentuan, namun ini bukan masalah besar dan masyarakat dapat memilih sesuai keyakinannya tanpa harus bersikap memecah belah.
Berikut amalan yang bisa dikerjakan umat Islam sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah SAW semasa hidupnya.
Menurut sebuah riwayat, Rasulullah SAW biasa berpuasa selama sembilan hari pada awal Dzulhijjah.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ
Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, pada hari Asyura (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari Senin dan Kamis," (HR Bukhari).
Puasa yang dikerjakan pada hari ke-8 Dzulhijjah disebut dengan puasa Tarwiyah, sedangkan pada hari ke-9 Zulhijah atau sehari sebelum Idul Adha disebut dengan puasa Arafah.
Salah satu keutamaan puasa Arafah adalah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
Dzulhijjah kerap disebut sebagai bulan haji. Ibadah haji dilaksanakan mulai Zulkaidah hingga Dzulhijjah di Tanah Suci Mekkah.
Prof Wahbah az-Zuhaili dalam Fiqhul Islam wa Adillatuhu Juz 3 mengatakan, kewajiban haji turun pada akhir tahun 9 Hijriyah. Ayat yang mewajibkannya adalah firman Allah SWT:
....وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ....
"...Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah..." (QS Ali Imran: 97).
Haji termasuk rukun Islam yang ke-5. Ibadah ini hukumnya wajib bagi yang mampu. Menurut sebuah riwayat shahih, ganjaran bagi orang yang melaksanakan haji adalah surga.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Ibadah umrah ke ibadah umrah berikutnya adalah penggugur (dosa) di antara keduanya, dan haji yang mabrur tiada balasan (bagi pelakunya) melainkan surga," (HR Bukhari dan Muslim).
Amalan yang bisa dikerjakan pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah kurban. Kurban disyariatkan pada tahun ketiga Hijriyah, bersamaan dengan pensyariatan zakat dan sholat hari raya. Allah SWT telah mensyariatkan pelaksanaan kurban melalui firman-Nya dalam surah Al Kautsar ayat 1-3,
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ - ١ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ - ٢ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ - ٣
Artinya: "Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)."