Tentang dimensi spiritual hijrah, Thariq Ramadhan, cendekiawan Muslim terkemuka di Eropa, menjelaskan bahwa hijrah merupakan wujud pengasingan dhamir dan hati manusia dari tuhan-tuhan palsu; dari segala bentuk kejahatan dan kesalahan; beralih dari berhala-berhala manusia yang berupa kekuasaan, harta dan kemilau dunia; dari kepalsuan dan caracara amoral dalam kehidupan; membebaskan jiwa dari beban perbudakan yang merenggut kemerdekaan setiap insan; meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk.
Dalam beberapa riwayat Rasulullah menjelaskan, hijrah sejati adalah ketika seseorang bertekad meninggalkan kemaksiatan, kejahatan, kebiasaan buruk dan apa saja yang dilarang oleh Allah. Yang mendesak untuk dilakukan adalah hijrah secara mental-spiritual yang bersendikan pada akhlak. ‘Berhijrah’ tidak harus memutus silaturahim dengan sahabat dan kerabat yang tidak ‘berhijrah’.
Berhijrah tidak berarti mengasingkan diri, lalu memusuhi atau memandang rendah mereka yang tidak sejalan dengannya. Berhijrah berarti bertekad dan berjuang keras untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, baik dalam konteks personal-spritual, maupun secara bersama-sama dengan anggota masyarakat lainnya dalam melakukan kerjakerja positif.
Demikian teks Khutbah Jumat Bulan Muharram tentang spirit hijrah menuju kebaikan. Wallahu A'lam