Dalam sejarah disebutkan bahwa 40 tahun kemudian dibangun masjid kedua yang diberi nama masjid al-Aqsh dan letaknya di Palestina.
Masjid al-Aqsha juga merupakan kiblat pertama umat Islam. Sebelum ada perintah perubahan arah kiblat menuju Kakbah di masjid al-Haram, Rasulullah dan umat Islam pernah shalat menghadap masjid al-Aqsha selama kurang lebih 17 bulan. Masjid al-Aqsha juga ditetapkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW sebagai bumi mulia ketiga setelah Masjid al-Haram di Makkah (yang pertama) dan masjid an-Nabawi di Madinah (yang kedua).
“لاَ تٌشَدُّ الرحالُ إلاَّ إلى ثَلاثَةِ مَسَاجِد: المسْجدِ الحرامِ، ومَسْجِدِي هذَا، والمسجِدِ الأقْصى” (رواه البخاري)
“Tidak diperkenankan perjalanan kecuali menuju tiga masjid; masjid al-Haram, masjid-ku (an-Nabawi) ini, dan masjid al-Aqsha” (HR Bukhari)
Ini semua menunjukkan bahwa memang bumi Palestina adalah bumi yang penuh barokah, sebagaimana disebutkan dalam al-Quran:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (الإسراء:1)
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui“. (al-Isra : 1)
Hadirin rahimakumullah
Bumi Palestina adalah bumi para nabi dan rasul. Hampir semua nabi dan rasul pernah singgah di bumi Palestina, termasuk baginda Nabi Muhammad SAW, bahkan banyak para nabi yang dikebumikan di bumi Palestina. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bumi Palestina adalah bumi risalah samawiyah, atau risalah tauhid, dalam hal ini adalah risalah lailaha illallah.
Dikisahkan dalam sebuah riwayat bahwa Nabi Shalih as dan para pengikutnya pernah tinggal di daerah “Ramlah”, salah satu daerah di Palestina. Nabi Ibrahim as dan nabi Luth as membawa risalah tauhid masuk ke wilayah Palestina dari negeri Irak, Nabi Ibrahim juga memilih daerah “al-Khalil” dan Nabi Luth memilih tinggal di daerah “Sadom”, yang keduanya merupakan bagian dari wilayah Palestina.
Kerajaan nabi Dawud as dan nabi Sulaiman as juga berasa di Palestina, demikian juga Nabi Zakariya dan Yahya pernah tinggal di sana. Nabi Isa diangkat oleh Allah ke langit juga ketika posisinya berada di Palestina.
Yang paling fenomenal adalah bahwa Rasulullah Muhammad SAW diisrakan dari Masjid al-Haram dan dimikrajkan dari Masjid al-Aqsha ke langit ke tujuh. Lebih istimewa lagi, saat isra’ mi’raj, di masjid al-Aqsha nabi Muhammad dikumpulkan dengan para nabi dan menjadi imam shalat mereka.
Hadirin rahimakumullah
Diangkatnya nabi Isa ke langit dan dimikrajkan-nya nabi Muhammad ke langit dengan start di Palestina ini menunjukkan bahwa gerbang utama untuk menembus langit adalah bumi Palestina. Pertemuan para nabi yang dipimpin oleh nabi Muhammad adalah merupakan tanda estafeta dan penyerahan risalah tauhid dari seluruh para nabi untuk dilanjutkan oleh nabi Muhammad saw.
Sebenarnya, bukan hanya nabi-nabi yang disebutkan dalam al-Quran, namun banyak sekali nabi-nabi yang tidak disebutkan dalam al-Quran, mereka silih berganti diutus untuk bani Israil juga tempatnya di bumi Palestina. Namun, sebagaimana dikisahkan oleh al-Quran, bahwa bani Israil tidak patuh pada nabi mereka, mereka membangkang bahkan ada yang sampai membunuh nabi mereka. Tidak kurang dari delapan ayat dalam al-Quran yang menceritakan bahwa bani Israil adalah bangsa yang sadis hingga membunuh para nabi yang diutus kepada mereka, diantaranya yang diberitakan oleh Allah:
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ ٱلذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوٓا۟ إِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ ٱلنَّاسِ وَبَآءُو بِغَضَبٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ ٱلْمَسْكَنَةُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا۟ يَكْفُرُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَيَقْتُلُونَ ٱلْأَنۢبِيَآءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوا۟ وَّكَانُوا۟ يَعْتَدُونَ (آل عمران:181)
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas” (Ali Imran:181).