JAKARTA, iNews.id - Waktu haram sholat dhuha penting muslim ketahui agar ibadah yang dijalankan tidak sia-sia. Sholat dhuha merupakan sholat sunnah yang dikerjakan minimal 2 rakaat. Sholat ini juga dianjurkan karena banyak keutamaannya.
Nabi SAW bahkan mewasiatkannya kepada umatnya untuk mengerjakan sholat sunnah tersebut:
عَنْ أَبِي هُرَيرَة t قَالَ : أَوْصَانيِ خَليِليِ بِثَلاَثٍ: صِيَامُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَي الضُّحَى وَأَنْ أُوْتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ
Dari Abu Hurairah ra berkata: “Rasulullah saw berwasiat kepadaku untuk mengerjakan tiga hal: puasa tiga hari tiap bulan, dua rakaat shalat dhuha, dan shalat witir sebelum tidur. (HR. Muttaqun 'alaihi).
Hukum sholat Dhuha adalah sunnah, bahkan dalam pandangan ulama madzhab Maliki dan Syafi’i nilai kesunnahannya sangat kuat sehingga hukumnya adalah sunnah muakkadah.
Bagi Muslim yang akan menjalankan sholat dhuha, penting mengetahui waktu-waktu terbaik dan waktu haram.
Ada beberapa waktu haram menjalankan sholat dhuha yakni ketika matahari baru terbit dan saat matahari tepat berada di tengah atau istiwa jelang masuknya waktu dzuhur.
Dalam jadwal sholat Kemenag November 2023, waktu dhuha dimulai pukul 05.51 WIB dan berakhir pukul 11.30 WIB. Untuk memudahkan, Muslim bisa menambah 20 menit setelah matahari terbit dan berakhir 10 sampai 15 menit sebelum waktu zuhur.
Karena ada semacam kekhawatiran ditakutkan memulai sholat dhuha pada waktu terlarang untuk shalat. Rasululllah saw mengingatkan umatnya dalam sebuah hadits:
ثَلاَثُ سَاعَاتٍ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَنْهَانَا أَنْ نُصَلِّيَ فِيْهِنَّ أَوْ أَنْ نَقْبُرَ فِيْهِنَّ مَوْتَانَا: حِيْنَ تَطْلُعُ الشَّمْسُ بَازِغَةً حَتَّى تَرْتَفِعَ، وَحِيْنَ يَقُوْمُ قَائِمُ الظَّهِيْرَةِ حَتَّى تَمِيْلَ الشَّمْسُ، وَحِيْنَ تَضَيَّف لِلْغُرُوْبِ حَتَّى تَغْرُبَ
“Ada tiga waktu di mana Nabi Muhammad saw melarang kami untuk melaksanakan shalat di tiga waktu tersebut atau menguburkan jenazah kami: (1) ketika matahari terbit hingga ia meninggi, (2) ketika seseorang berdiri di tengah bayangannya sampai matahari tergelincir dan (3) ketika matahari miring hendak tenggelam sampai benar-benar tenggelam.” (HR. Muslim)