Dia pun coba membandingkan dengan ritual ziarah ke makam keramat misalnya. Pada praktik itu, masyarakat mendatangi makam keramat lalu mengharapkan barokah dari makam tersebut. Di samping itu, orang tersebut masih ada usaha untuk mendapatkan kesuksesan.
"Beda dengan babi ngepet, ini praktik yang dipercaya jadi kaya secara instan. Tapi, risikonya nyawa. Ya, kepercayaan babi ngepet bisa kelihatan hanya pada mereka yang telanjang pun jadi bagian dari mitos satu ini," katanya lagi.
Babi ngepet dikatakan hanya dapat dilihat oleh mereka yang telanjang bulat. Kepercayaan ini pun muncul sebab ada konotasi bahwa mereka yang telanjang dianggap sama dengan makhluk halus energinya. Bukan hanya itu, dalam perkembangan mitos babi ngepet pun dikenal praktik penggal kepala.
"Itu semua kepercayaan. Bagi yang rasional, ya, mungkin menganggap itu tidak benar. Apalagi sampai memenggal kepala babi dan kemudian membongkar lagi kuburan si babi, kalau memang benar itu manusia, ya, dia akan berubah. Semua itu hanya kepercayaan," tutur Asep.