Pada pria, selain kesemutan dan rasa panas, ada risiko HNP menyebabkan impotensi hingga kemandulan apabila terjadi pada torakal.
Faktor risiko seseorang terkena HNP antara lain berat badan berlebih atau obesitas, pekerjaan, cedera, gaya hidup, genetika, aktivitas seperti menyetir pada jangka waktu yang lama, merokok, postur tubuh dan usia lanjut.
"Pekerjaan yang kaitannya dengan mengangkat berat, atau kelainan pada bentuk tulang belakang itu sendiri," ujar Muki.
Muki mengatakan, saat ini pengobatan HNP salah satunya melalui tindakan operasi tanpa sayatan atau minimal invasif spine surgery, yakni memasukkan jarum ke kulit yang dilanjutkan menusukkan jarum ke kulit yang ditujukan ke disc dan diberikan energi dari laser.
Disc yakni cakram jaringan tulang rawan di antara ruas tulang punggung yang berfungsi sebagai peredam kejut. Menurut dia, tindakan operasi ini tergolong aman karena tidak memerlukan pembiusan total melainkan lokal di tempat jarum yang ditusukkan.
Penderita HNP biasanya disarankan menjalani tindakan ini, yakni jika tidak ada respons sampai enam minggu pengobatan konservatif, HNP stadium satu, belum terjadi kelainan neurologis yang berarti.
"Awalnya dengan medikamentosa, evaluasi kembali dua minggu kalau terjadi perbaikan, dinyatakan sembuh secara keluhan, tetapi bantalan tidak mengalami perubahan. Kadang dikombinasi dengan fisioterapi. Kalau semua cara itu dilakukan tidak berhasil, biasanya kami beri tindakan operatif," kata Muki.