Kisah Dhalia Artis Top Era 1950-an, Keturunan Bangsawan Jatuh Miskin di Masa Tua

Siska Permata Sari
Dhalia dikenal sebagai artis top era 1950-an yang merupakan anak keturunan bangsawan. (Foto: Instagram)

JAKARTA, iNews.id - Dhalia telah menjadi artis legendaris di industri perfilman Indonesia. Dia merupakan aktris yang tenar di era 1950-an sekaligus peraih piala FFI pertama sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik pada 1955.

Populer sebagai seorang aktris, latar belakang Dhalia rupanya tidak sembarangan. Aktris asal Medan ini merupakan keturunan keluarga bangsawan di Deli, Sumatra Utara.

Ayah Dhalia, memiliki gelar Tengku dan mempunyai rombongan sandiwara yang populer di zaman kolonial Belanda. Nama rombongan sandiwara itu adalah The Union Dhalia Opera yang dibentuk pada 1925.

Sebagai keturunan bangsawan, Dhalia sempat mengenyam pendidikan di masa itu. Dhalia sekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Muhammadiyah di Medan dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) atau setara sekolah menengah pertama (SMP) di Yogyakarta.

Mulanya, sang ayah ingin Dhalia menempuh pendidikan tinggi ke Kairo, Mesir. Namun Dhalia justru jatuh cinta dengan dunia akting. Dia mulai terjun ke dunia film di era 1940-an. Pada masa awal karier, dia bermain dalam film-film propaganda seperti Panggilan Darah (1941), Berdjoang (1943), dan Hoedjan (1944).

Nama Dhalia kemudian semakin melejit di era 1950-an. Dapat dikatakan, era 1950-an itu merupakan puncak kejayaannya sebagai aktris. Dia tidak hanya membintangi banyak film, tetapi meraih penghargaan sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik di ajang penghargaan bergengsi, Festival Film Indonesia (FFI) yang digelar pertama kalinya pada 1955.

Di era tersebut, Dhalia membintangi sejumlah film. Di antaranya Sorga Terakhir (1952), Chandra Dewi (1952), Sangkar Emas (1952), Lewat Djam Malam (1954), Kopral Djono (1954), Antara Dua Sorga (1954), Halilintar (1954), Kabut Desember (1955), dan Peristiwa Didanau Toba (1955).

Dhalia sempat menghilang di pertengahan era 1950 hingga 1960-an. Dia muncul lagi di era 1970-an lewat film Last Tango in Jakarta yang tayang pada 1973. Dhalia, bahkan tetap eksis di era 1980-an dan awal 1990-an. Tetapi sayangnya, karier bersinar di masa muda dan gelar bangsawan yang dimilikinya, tidak menjadi jaminan Dhalia hidup enak di masa tua. 

Editor : Elvira Anna
Artikel Terkait
Seleb
1 tahun lalu

Mengenang Roekiah, Artis Tercantik Era Kolonial Meninggal akibat Kekejaman Jepang

Seleb
1 tahun lalu

Kisah Artis Legendaris Sofia WD, Intelijen Veteran Perang Berpangkat Sersan Mayor

Seleb
1 tahun lalu

5 Artis Legendaris Dijuluki Merilyn Monroe Indonesia, Nomor 1 Bintangi 50 Film Berakhir Tragis

Seleb
2 tahun lalu

Kisah Dorman Borisman, Artis Top Era 1980-an Sakit Komplikasi hingga Kakinya Harus Diamputasi

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal