Kesetiaan Ainun Dampingi BJ Habibie
Sebagaimana biduk rumah tangga, perjalanan Habibie-Ainun tidak selalu berjalan mulus. Cobaan dan tantangan dalam hubungan rumah tangga silih berganti. Apalagi saat BJ Habibie menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak 1978 dan diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia saat krisis moneter tahun 1998.
Namun, hal yang paling berat adalah masa ketika Ainun dinyatakan menderita kanker ovarium pada 2010. Istri Habibie tersebut sempat menjalani perawatan eksklusif di Jerman. Saat itu, Habibie pun selalu mendampingi sang istri, meskipun akhirnya pada Mei 2010, Ainun mengembuskan napas terakhirnya.
Cinta dan Puisi Habibie untuk Ainun
Setelah Ainun meninggal dunia, kasih Habibie tak pernah berhenti menyertai mendiang istrinya tersebut. Dia selalu rutin mengunjungi makam istrinya di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Dia juga pernah menuliskan puisi untuk mendiang istrinya yang sangat mengharukan.
Berikut sebuah kutipan puisi dari Habibie untuk Ainun:
"Kita tetap manunggal, menyatu dan tak berbeda sepanjang masa
Ragamu di Taman Pahlawan bersama para Pahlawan Bangsa lainnya
Jiwa, roh, batin dan nuranimu telah menyatu denganku.
Di mana ada Ainun ada Habibie, di mana ada Habibie ada Ainun
Tetap manunggal dan menyatu tak terpisahkan lagi sepanjang masa
Titipan Allah bibit cinta Ilahi pada tiap insan kehidupan di mana pun
Sesuai keinginan, kemampuan, kekuatan dan kehendak-Mu Allah.
Kami siram dengan kasih sayang, cinta, iman, taqwa dan budaya kami
Yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi sepanjang masa.
Allah, lindungi kami dari godaan, gangguan mencemari cinta kami
Perekat kami menyatu, menunggal jiwa, roh, batin dan nurani kami.
Di manapun dalam keadaan apapun kami tetap tak terpisahkan lagi
Seribu hari, seribu tahun, seribu juta tahun.... sampai akhirat!"