Mengenang Sapardi Djoko Damono, Tidak Menulis saat Emosi

Antara
Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada Minggu (19/7/2020). (Foto: Antara)

"Bagi saya nulis ya nulis. Karya yang paling baik ya karya yang sering saya tulis. Maka saya tidak akan berhenti nulis, sampai mati," ujar Sapardi.

Meski demikian, menulis baginya bukan untuk mengukir namanya dalam keabadian.

"Tapi tujuan saya menulis bukan ingin abadi, kalau menulis saya merasa bahagia. Syukur-syukur kalau dibaca dan dapat honor," kata pria yang paling suka menulis pada pagi hari tersebut.

Menurut dia, menulis sesaat sebelum waktu Subuh bisa membuat pikirannya jernih dan segar. "Saya pernah dalam semalam menulis sampai 18 sajak," kata dia.

Dalam menulis, Sapardi mengatakan tak pernah sengaja mencari inspirasi. Inspirasi, bagi dia adalah niatan menulis itu sendiri. Itu adalah hasil pengalaman dari hasil dari bacaan.

"Kita itu menulis karena membaca. Kenapa Tarzan tidak jadi penyair? Karena dia tinggal di hutan dan tak pernah baca," katanya.

Editor : Tuty Ocktaviany
Artikel Terkait
Nasional
1 tahun lalu

Kisah Sastrawan Sapardi Djoko Damono, Menulis untuk Kebahagiaan

Seleb
2 tahun lalu

Jenazah Joko Pinurbo Akan Dimakamkan di Pemakaman Demangan Wedomartani Besok

Seleb
2 tahun lalu

Sastrawan Yudhistira ANM Meninggal Dunia, Dimakamkan Hari Ini di TPU Pedurenan

Nasional
2 tahun lalu

Kabar Duka, Sastrawan dan Sosiolog Ignas Kleden Meninggal Dunia

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal