"Bagi saya nulis ya nulis. Karya yang paling baik ya karya yang sering saya tulis. Maka saya tidak akan berhenti nulis, sampai mati," ujar Sapardi.
Meski demikian, menulis baginya bukan untuk mengukir namanya dalam keabadian.
"Tapi tujuan saya menulis bukan ingin abadi, kalau menulis saya merasa bahagia. Syukur-syukur kalau dibaca dan dapat honor," kata pria yang paling suka menulis pada pagi hari tersebut.
Menurut dia, menulis sesaat sebelum waktu Subuh bisa membuat pikirannya jernih dan segar. "Saya pernah dalam semalam menulis sampai 18 sajak," kata dia.
Dalam menulis, Sapardi mengatakan tak pernah sengaja mencari inspirasi. Inspirasi, bagi dia adalah niatan menulis itu sendiri. Itu adalah hasil pengalaman dari hasil dari bacaan.
"Kita itu menulis karena membaca. Kenapa Tarzan tidak jadi penyair? Karena dia tinggal di hutan dan tak pernah baca," katanya.