Sapardi mengisahkan, saat dirinya menulis "Dongeng Marsinah" yang merupakan salah satu sajak di kumpulan puisi "Melipat Jarak" (2015), dirinya merasa benar-benar marah dan sulit berjarak dengan karyanya mengingat peristiwa pembantaian Marsinah.
Sapardi menulis puisi sejak 1957, pertama kali menerbitkan "Duka-Mu" (1969) yang diikuti dua kumpulan sajak tipis pada 1974, "Mata Pisau" dan "Akuarium". "Perahu Kertas" dan "Sihir Hujan" masing-masing mendapat penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta dan Anugerah Puisi Putera, Malaysia pada 1983.
Selain puisi, Sapardi juga menulis cerpen dan novel seperti "Membunuh Orang Gila", "Trilogi Soekram", dan "Hujan Bulan Juni". Buku-buku esainya yang mutakhir adalah "Tirani Demokrasi", "Slamet Rahardjo", "Sebuah Esai, Mengapa Ksatria Memerlukan Punakawan?", serta "Alih Wahana".
Sejumlah penghargaan pernah diterimanya baik dari dalam maupun luar negeri, di antaranya Cultural Award (Australia, 1978), Anugerah Puisi Putera (Malaysia, 1984), dan SEA-WRITE Award (Thailand, 1988), Khatulistiwa Literary Award (2004).
Selamat jalan Sapardi.