“Karena aku suka girlband, boyband. Awalnya diracuni teman diajak ikut seleksi JKT 48 dan terinpirasi juga sama Girls Generation. Akhirnya aku keterima, tapi temenku enggak. Maaf ya,” tutur Shani.
Di sela–sela kesibukannya yang padat, Shani kadang merasa kelelahan untuk membagi waktu antara pekerjaan dan kuliahnya. Namun dengan rasa tanggung jawab yang besar, dia berhasil lulus sebagai sarjana Ilmu Komunikasi dalam waktu 3,5 tahun pada Januari lalu.
“Aku sering nyicil kalau ngerjain tugas. Harus merasa bertanggung jawab dengan semua yang dijalani. JKT 48 kan pilihan aku dan aku juga ngak mau ninggalin pendidikan. Walaupun kadang capek, tapi rasa tanggung jawab bisa ngilangi rasa malas,” ujar Shani.
Di umur yang masih muda ini, Shani berharap bisa menggapai mimpinya yang belum terwujud seperti berkecimpung di dalam dunia bisnis dan menambah pengetahuan bahasanya, serta terjun ke dunia akting.
“Untuk sekarang, aku lagi ingin bisnis sih. Bisnis apa aja. Les bahasa juga buat nambah skill di bidang lain. Kalau ada tawaran akting juga mau. Kemarin sudah ada yang nawari, tapi tinggal nunggu waktu yang tepat aja,” kata Shani.