GAZA, iNews.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan keras terhadap krisis kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza. Dalam laporan terbaru, WHO menyebut lebih dari 10 persen populasi Gaza kini mengalami malnutrisi akut, menyusul penutupan total jalur bantuan oleh Israel sejak Maret 2025.
Kondisi ini mendorong WHO menyatakan situasi darurat gizi di Gaza, menyoroti bahwa kelaparan massal kini menjadi ancaman nyata terhadap kelangsungan hidup satu generasi.
Lonjakan Kematian pada Juli
WHO mencatat Juli menjadi titik puncak dari krisis kelaparan, dengan 63 kematian akibat malnutrisi terjadi hanya dalam satu bulan, dari total 74 sepanjang 2025. Korban terbanyak adalah anak-anak: yakni 24 balita dan 1 anak di atas usia 5 tahun meninggal karena tubuh mereka tak lagi mampu melawan kelaparan.
"Malnutrisi di Jalur Gaza kini berada pada lintasan yang sangat berbahaya," demikian pernyataan WHO, dikutip Senin (28/7/2025).
Sebagian besar korban disebut meninggal dunia sesaat setelah tiba di rumah sakit, menunjukkan tanda-tanda malnutrisi parah yang tidak tertangani akibat minimnya pasokan medis.
5.000 Balita Dirawat, 18 Persen dalam Kondisi Kritis
Dalam 2 pekan pertama Juli saja, lebih dari 5.000 anak balita dirawat di fasilitas medis Gaza karena kekurangan gizi.
WHO menyebut 18 persen di antaranya mengalami malnutrisi akut berat, bentuk paling mematikan dari kelaparan yang bisa menyebabkan kematian dalam hitungan hari tanpa penanganan.
“Krisis ini sepenuhnya bisa dicegah,” kata WHO.
Mereka menyalahkan pemblokiran total terhadap bantuan makanan, kesehatan, dan kemanusiaan yang dilakukan Israel sejak Maret sebagai penyebab utama bencana ini.