Sebenarnya jumlah korban tewas dalam konflik di Thailand selatan ini menurun hingga ke rekor terendah pada 2018 setelah pemerintahan junta memperketat pengamanan. Namun di awal 2019 kekerasan kembali meningkat.
Para pemimpin agama dari kedua pihak menjadi sasaran pembunuhan. Pekan lalu, seorang ulama ditembak di provinsi yang sama. Namun belum bisa dipastikan apakah dua kejadian ini saling berkaitan atau tidak.
Para komandan militer di Thailand selatan diinstruksikan untuk meningkatkan perlindungan kepada para tokoh Islam yang berisiko menjadi sasaran.
Di hari yang sama dengan penembakan biksu, empat pejabat keamanan setempat mengalami luka akibat terkena bom pinggir jalan di lokasi terpisah. Selain itu, seorang pemberontak ditembak mati dalam bentrokan di dekat sekolah Islam.
Pada 10 Januari, empat sukarelawan pasukan pertahanan sipil tewas saat menjaga sekolah Islam di Pattani selatan.
Dalam pernyataan publik tertanggal 4 Januari, kelompok pemberontak Melayu-Muslim, Barisan Revolusi Nasional (BRN) bersumpah untuk terus berjuang.