BAMAKO, iNews.id - Human Right Watch meminta militer Mali bertanggung jawab atas tewasnya 71 warga sipil sejak awal Desember tahun lalu. Pemerintah militer Mali menentang temuan kelompok hak asasi manusia terkemuka yang berbasis di New York itu.
"Ada lonjakan dramatis dalam jumlah warga sipil, termasuk tersangka, yang dibunuh oleh tentara Mali dan kelompok Islam bersenjata," kata direktur Sahel di Human Rights Watch, Corinne Dufka dalam laporan Selasa (15/3/2022).
Dia menambahkan, pelanggaran yang dilakukan militer Mali kemungkinan besar merupakan kejahatan perang.
Pelecehan tentara di tengah dan barat daya Mali, termasuk eksekusi orang tua dan anak-anak, telah meningkat. Tentara berusaha untuk melawan pemberontakan Islam yang melanda seluruh negeri itu sejak 2012.
"Selama periode yang sama, militan Islam membunuh 36 warga sipil," kata Human Rights Watch.
Sayangnya, pemerintah Mali tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Pemerintah mengatakan, mereka sedang menyelidiki sejumlah pelanggaran yang diuraikan dalam laporan tersebut.