PARIS, iNews.id - Kelompok hak asasi manusia Amnesty International menuduh pasukan keamanan Iran membunuh 23 anak-anak, sebagian besar dengan amunisi. Itu terjadi saat pembantaian terhadap protes anti-pemerintah pada November lalu.
Protes pecah di Iran dari 15 November setelah pengumuman kenaikan harga bensin yang mengejutkan. Pihak berwenang menanggapi dengan tindakan keras, yang menurut Amnesty menewaskan 304 orang.
Dalam laporan terbarunya, Amnesty menyatakan memiliki bukti bahwa setidaknya 23 anak-anak terbunuh.
"22 di antaranya dibunuh oleh pasukan keamanan secara tidak sah, menembakkan amunisi langsung kepada para pengunjuk rasa dan pengamat yang tidak bersenjata," demikian isi laporan tersebut, seperti dilaporkan AFP, Rabu (4/3/2020).
Anak-anak yang terbunuh termasuk 22 anak laki-laki, berusia antara 12 dan 17 tahun, dan seorang gadis dilaporkan berusia antara delapan hingga 12 tahun.