Sementara itu, para ahli keamanan internasional menilai langkah mengandeng kontrator sipil dalam melakukan misi mata-mata dapat menurunkan risiko insiden yang lebih besar, ketimbang meningkatkan manuver jet-jet tempur maupun pesawat pengintai militer.
"Dibandingan dengan kemampuan pengintaian uara Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS, pesawat pengintaian dari perusahaan pertahanan swasta memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam menangani masalah 'wilayah abu-abu', mengurangi tekanan diplomatik yang disebabkan oleh konfrontasi militer langsung," laporan SCSPI yang dikutip dari South China Morning Post, Jumat (13/11/2020).
Media Rusia, Sputnik menuliskan analisis berbeda. Penggunaan pesawat komersial oleh AS untuk memata-matai China menunjukkan Pentagon kekurangan pesawat intelijen di wilayah itu.
Pesawat Patroli P-8A Poseidon yang hampir setiap hari dioperasikan melintasi Laut China Selatan dikabarkan mengalami masalah mesin yang disebabkan penggunaan berlebih.
Tiga jet sipil yang dipakai AS mata-matai China