NEW YORK, iNews.id – Amerika Serikat memveto resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang meminta agar dilakukannya gencatan senjata di Gaza. Kendati demikian, Washington DC terus menekan Israel agar berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil Palestina saat menggempur wilayah itu.
Ini bukan kali pertama AS memveto resolusi DK PBB terkait penghentian kekerasan di Gaza. Sebelumnya, di pekan-pekan awal konflik Israel dan Hamas pada Oktober lalu, negara itu juga mengeluarkan sikap yang sama.
Pertempuran antara pasuan zionis dan pejuang Hamas di Gaza telah meningkat. Sementara jumlah korban tewas di kalangan warga Palestina juga terus bertambah pada Sabtu (9/12/2023), tatkala Israel menyerang daerah kantong tersebut dari utara ke selatan.
Pada Jumat (8/12/2023), Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam tragedi buruk kemanusiaan yang semakin besar di Gaza. Dia menyatakan, bahwa tidak ada tempat di Gaza yang aman bagi warga sipil.
Kecaman itu disampaikan Guterres hanya beberapa jam sebelum AS memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza. Resolusi itu didukung oleh sebagian besar anggota dewan tersebut.
Reuters melansir, hasil pemungutan suara menunjukkan, 13 anggota Dewan Keamanan PBB mendukung resolusi itu. Hanya AS yang menolak. Sementara Inggris abstain.
Dengan begitu, Washington DC menjadi terisolasi secara diplomatis di dewan yang beranggotakan 15 negara itu. Rancangan resolusi itu diajukan oleh Uni Emirat Arab (UEA).
“Kami tidak mendukung seruan resolusi ini untuk gencatan senjata yang tidak berkelanjutan yang hanya akan menjadi benih bagi perang berikutnya,” kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, kepada DK PBB.