AS Masukkan 14 Perusahaan Teknologi China dalam Daftar Hitam Penindasan Muslim Uighur

Anton Suhartono
Kamp pengasingan muslim Uighur di Xinjiang yang disebut China sebagai tempat pelatihan vokasi (Foto: Reuters)

Sementara itu China berkali-kali membantah tuduhan genosida serta kerja paksa di Xinjiang. Kebijakan keras atas etnis minoritas ditujukan untuk membasmi separatis dan ekstremis agama yang merencanakan serangan dan menimbulkan ketegangan.

"China akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan perusahaan dan menolak upaya AS untuk mencampuri urusan dalam negeri," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Wang Wenbin.

Entitas yang dimasukkan dalam daftar hitam diharuskan meminta izin Departemen Perdagangan dan akan diawasi secara ketat untuk menerima barang dari pemasok AS.

Ini bukan pertama kali AS menargetkan perusahaan China terkait dengan tuduhan aktivitas pengawasan teknologi tinggi di Xinjiang. Pada 2019, pemerintahan Donald Trump menambahkan beberapa perusahaan startup kecerdasan buatan top China ke daftar hitam atas perlakuannya terhadap minoritas muslim.

Departemen Perdagangan saat itu menargetkan 20 biro keamanan publik dan delapan perusahaan China.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
19 jam lalu

Amerika Ingin Rebut Minyak, Venezuela: Mimpi!

Internasional
22 jam lalu

Mengapa Amerika Serikat Ingin Rebut Minyak Venezuela?

Internasional
24 jam lalu

Pria Ini Dipecat dari Pekerjaan gara-gara Sering Izin ke Toilet

Internasional
1 hari lalu

Amerika Ingin Rebut Minyak, Venezuela Minta Pertemuan Darurat Dewan Keamanan PBB

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal