Donald Trump Menuduh China Bobol Email Hillary Clinton

Anton Suhartono
Donald Trump (Foto: AFP)

Juri federal AS pada Juli lalu menuntut 12 pejabat intelijen Rusia atas tuduhan meretas jaringan komputer Hillary Clinton dan Partai Demokrat.

Kasus ini sempat menjadi heboh setelah Trump dan Presiden Vladimir Putin membahas soal tuduhan itu saat bertemu di Helsinki, Finlandia, bulan lalu. 

Saat konferensi pers bersama Putin, Trump tidak setuju dengan pernyataan terkait penyelidikan intelijen AS yang menyebut Rusia ikut campur. Dia cenderung membela Putin dan yakin Rusia tak terlibat. 

"Orang-orang datang kepada saya dan berkata menurut mereka pelakunya adalah Rusia. Saya bertemu Presiden Putin, dia berkata itu bukan Rusia. Yang saya katakan adalah, saya tidak melihat alasan apa pun mengapa demikian," ujar Trump, di Helsinki.

Sepulangnya dari Finlandia, Trump dikecam berbagai pihak, bahkan oleh rekan separtainya, mengenai keterlibatan Rusia dalam pilpres.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Nasional
5 jam lalu

Prabowo soal Pertemuan Trump-Xi Jinping: Pengaruhi Ketenangan Dunia

Internasional
8 jam lalu

Amerika Bakal uji Coba Senjata Nuklir, Ini Komentar Pedas Iran

Internasional
9 jam lalu

Rusia: Uji Coba Rudal Burevestnik Tak Sama dengan Jajal Senjata Nuklir

Internasional
10 jam lalu

Politisi Partai Demokrat Ingatkan Trump, Uji Coba Nuklir Bahayakan AS dan Dunia

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal