Juri federal AS pada Juli lalu menuntut 12 pejabat intelijen Rusia atas tuduhan meretas jaringan komputer Hillary Clinton dan Partai Demokrat.
Kasus ini sempat menjadi heboh setelah Trump dan Presiden Vladimir Putin membahas soal tuduhan itu saat bertemu di Helsinki, Finlandia, bulan lalu.
Saat konferensi pers bersama Putin, Trump tidak setuju dengan pernyataan terkait penyelidikan intelijen AS yang menyebut Rusia ikut campur. Dia cenderung membela Putin dan yakin Rusia tak terlibat.
"Orang-orang datang kepada saya dan berkata menurut mereka pelakunya adalah Rusia. Saya bertemu Presiden Putin, dia berkata itu bukan Rusia. Yang saya katakan adalah, saya tidak melihat alasan apa pun mengapa demikian," ujar Trump, di Helsinki.
Sepulangnya dari Finlandia, Trump dikecam berbagai pihak, bahkan oleh rekan separtainya, mengenai keterlibatan Rusia dalam pilpres.