ANKARA, iNews.id - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mempertanyakan kehadiran pasukan Amerika Serikat (AS) di Yunani. Dia menilai AS tak perlu memperluas kehadiran militer di Yunani, termasuk dengan alasan melawan Rusia.
“Saat ini, sembilan pangkalan militer AS telah didirikan di Yunani. Untuk siapa mereka dikerahkan? Mereka mengatakan itu melawan Rusia, tapi kami tidak akan menerimanya," kata Erdogan, setelah bertemu mitranya dari Venezuela, Nicolas Maduro, di Ankara, dikutip dari RT, Kamis (9/6/2022).
AS mempertahankan kehadiran militer di Yunani selama puluhan tahun. Pangkalan Angkatan Laut Souda di Pulau Kreta merupakan satu-satunya di Mediterania yang bisa menjadi tempat bersandar kapal induk terbesar AS.
Kedua negara memperbarui kesepakatan militer pada bulan lalu. Hasilnya Pentagon diberi akses ke tiga lokasi militer lagi di daratan Yunani.
Hubungan Turki dan Yunani bergejolak sejak lama, terkait sengketa teritorial dan sejarah. Bukan hanya itu, hubungan Turki dengan AS juga panas-dingin terkait hubungan dekat Erdogan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
AS mengeluarkan Turki dari program pengadaan jet tempur F-35 lantaran pembelian rudal pertahanan S-400 ke Rusia.
Erdogan juga berulang kali menyampaikan rasa frustrasi atas keberadaan pangkalan AS di Yunani.