TEHERAN, iNews.id - Pemerintah Iran mencurigai Badan Energi Atom Internasional (IAEA) turut berperan dalam serangan presisi Israel terhadap fasilitas nuklirnya pada Juni lalu. Kecurigaan itu muncul setelah Iran mendapati bahwa lokasi pertama yang diserang Israel adalah salah satu fasilitas yang hanya diketahui oleh IAEA.
Pernyataan keras itu disampaikan Wakil Presiden Iran sekaligus Kepala Badan Energi Atom Iran, Mohammad Eslami, yang menyebut adanya indikasi penyalahgunaan informasi sensitif.
“Informasi mengenai fasilitas tersebut hanya tersedia bagi IAEA. Kami memiliki ruang uji coba di gedung itu, dan ruangan itu dibangun dengan bantuan IAEA. Justru ruangan itulah yang diserang,” ujarnya, dikutip dari Sputnik, Selasa (18/11/2025).
Eslami menegaskan tingkat akurasi serangan Israel tidak mungkin terjadi tanpa akses pada data teknis fasilitas tersebut.
“Bagaimana mungkin serangan yang begitu presisi bisa terjadi, kecuali menyalahgunakan informasi IAEA?” katanya.
Fasilitas untuk Keperluan Medis Justru Jadi Target
Menurut Eslami, fasilitas nuklir yang diserang itu digunakan untuk memproduksi bahan bakar reaktor riset, yang menghasilkan isotop radioaktif untuk penggunaan medis di rumah sakit. Iran menegaskan, kegiatan di fasilitas tersebut sepenuhnya bersifat damai.
Namun serangan Israel pada 13-24 Juni lalu tidak hanya menyasar fasilitas nuklir, melainkan juga menghantam sejumlah ilmuwan dan pejabat militer Iran yang dianggap berperan dalam program nuklir negara tersebut.