LONDON, iNews.id - Jumlah pengguna ganja melonjak selama lockdown atau karantina wilayah pandemi Covid-19 di Inggris. Hal ini dipicu kejenuhan serta stres termasuk kalangan pengangguran yang baru kehilangan pekerjaan.
Permintaan yang besar menyebabkan geng-geng pengonsumsi ganja membanjiri beberapa wilayah. Ganja menjadi murah dan berlimpah di Inggris, sebab banyak kelab yang ditutup akibat lockdown, membuat permintaan obat-obatan seperti kokain dan ekstasi turun.
Disebutkan, kepolisian mencatat peningkatan 28 persen dalam kasus kepemilikan ganja. Pemicunya hukuman bagi pelanggaran terkait ganka tidak terlalu berat.
Layanan nasional Inggris di bidang narkoba, Release, melakukan survei terhadap pengguna dewasa. Ditemukan 7 dari 10 transaksi obat-obatan yang dilakukan selama pandemi virus corona adalah jual beli ganja. Pembeli mengaku menggunakan tanaman surga tersebut lebih banyak.
Bahkan, mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di bidang perhotelan banyak yang menjadi pelanggan dan terpikat oleh geng-geng yang mencari kurir. Para pegiat khawatir dampak jangka panjang obat tersebut pada remaja, di tengah kenaikan jumlah pengguna yang belum pernah terlihat sebelumnya.