GAZA, iNews.id - Nasib kelanjutan gencatan senjata di Jalur Gaza berada di ujung tanduk setelah Israel menunda pembebasan 620 tahanan Palestina pada Sabtu lalu. Hamas tak akan ikut serta dalam negosiasi damai berikutnya.
Pemimpin senior Hamas, Mahmoud Mardawi, mengatakan pihaknya tidak akan terlibat dalam diskusi lebih lanjut dengan Israel melalui mediator. sikap itu akan berlaku sampai Israel membebaskan 620 tahanan Palestina.
Hamas juga menegaskan penundaan itu merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Kelompok perlawanan Palestina yang berkuasa di Jalur Gaza tersebut lebih dulu membebaskan enam sandera Israel pada Sabtu siang waktu setempat yang seharusnya disusul dengan pembebasan tahanan Palestina.
Sementara itu Mesir dan Qatar dilaporkan telah mendesak Israel untuk membebaskan 620 tahanan Palestina sebagaimana dijanjikan dalam kesepakatan gencatan tahap pertama.
Mesir juga dilaporkan menolak untuk membahas tuntutan Israel soal alasan negara Yahudi itu membebaskan para tahanan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak suka Hamas menggelar seremoni penyerahan sandera di depan umum. Dia menyebut seremoni itu memalukan seraya menuduh Hamas menggunakan sandera untuk propaganda.
Israel tak akan membebaskan tahanan Palestina sampai Hamas berkomitmen untuk menghentikan seremoni tersebut.
Para keluarga tahanan Palestina hancur setelah Kantor Perdana Menteri Israel menunda pembebasan kerabat mereka. Mereka menunggu sepanjang hari dan malam merasa putus asa karena tak ada kepastian.
“Apa yang telah dilakukan para tahanan? Kami tidak tahu apa yang terjadi. Mereka telah membunuh kegembiraan kami,” kata seorang ibu tahanan, Najah Zaqqot, kepada Al Jazeera, dikutip Senin (24/2/2025).
Anggota keluarga tahanan lainnya juga mengungkapkan perasaan yang sama.
“Kami menunggu sepanjang malam dan itu sia-sia. Kami sangat gembira akan bertemu dengan kakak-kakak saya, tetapi itulah takdir kami… Apa yang bisa kami perbuat? Kami akan pergi dan menunggu Allah mewujudkannya,” kata Umm Laith Abu Alia, adik perempuan dari tahanan Jabr dan Atef Abu Alia dari Ramallah.