KAIRO, iNews.id - Para pejuang Hamas dengan seragam lengkap muncul ke publik setelah gencatan senjata dengan Israel berlaku pada Jumat pekan lalu. Unjuk kekuatan para pejuang tersebut tentunya bukan untuk menghadapi pasukan Israel, melainkan memulihkan ketertiban dan keamanan.
Kemunculan para pejuang dengan seragam khas yang menutup wajah, bukan hal langka lagi beberapa hari terakhir. Mereka kini memiliki musuh baru, yakni kelompok atau geng bersenjata yang membuat onar, mengganggu ketertiban dengan merampok bantuan kemanusiaan.
Unjuk kekuatan tersebut disambut baik warga Gaza, apalagi mereka yakin betul bahwa kelompok-kelompok bersenjata itu beranggotakan orang-orang lokal yang dibayar oleh Israel. Agen-agen Zionis tak menghendaki ketertiban di Gaza sehingga mereka berupaya mengganggu stabilitas.
Kelompok bersenjata itu sudah merampok batuan kemanusiaan pada gencatan senjata sebelumnya.
Di sisi lain kehadiran kelompok bersenjata itu bisa mengganggu proses gencatan senjata yang berlangsung di Gaza. Berdasarkan proposal damai yang diajukan Presiden AS Donald Trump, Hamas harus menyerahkan senjata.
Dalam kondisi keamanan yang belum stabil seperti ini, akan menjadi masalah Hamas dan faksi perlawanan lain untuk menyerahkan senjata.
Selain itu Hamas juga belum sepenuhnya menerima persyaratan tersebut karena belum ada kekuatan yang bisa menjamin stabilitas di Gaza.
Hamas juga menegaskan bersedia menyerahkan kekuasaan Gaza kepada teknokratis Palestina independen, namun tidak akan membiarkan kekacauan terjadi selama masa transisi.
Trump pada Selasa lalu mengatakan, Hamas menumpas beberapa kelompok bersenjata sangat jahat dengan mengeksekusi sejumlah anggotanya.
"Sejujurnya, itu tidak terlalu mengganggu saya," ujarnya, seperti dikutip dari Associated Press (AP).