WASHINGTON, iNews.id - Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden soal kanibal sangat membekas di hati pejabat dan warga Papua Nugini (PNG). Mereka beramai-ramai mengecam Biden, bahkan menyebut hubungan kedua negara bisa terdampak.
Biden bercerita tentang pamannya, Ambrose Finnegan, seorang prajurit Angkatan Udara (AU) yang diduga dimangsa kanibal di Papua Nugini. Pernyataan itu disampaikan usai meresmikan tugu peringatan mengenang para prajurit AS yang hilang dalam tugas di Kota Scranton, Pennsylvania, pada 17 Apri lalu.
Menurut Biden, pesawat pengebom yang dipiloti Finnegan ditembak jatuh di Papua Nugini pada Mei 1944 saat Perang Dunia II. Sambil meletakkan tangannya di atas ukiran nama Finnegan, Biden mengatakan jasad pamannya itu tak pernah ditemukan sampai sekarang.
"Dia menerbangkan pesawat bermesin tunggal, penerbangan pengintaian di atas New Guinea. Dia mengajukan diri karena tidak ada yang bisa melakukannya. Dia ditembak jatuh di daerah di mana ada banyak kanibal di New Guinea saat itu," kata Biden, saat itu.
Perdana Menteri Papua Nugini James Marape pada Senin lalu mengecam pernyataan Biden itu. Dia tak terima warga Papua Nugini di masa itu disebut kanibal.
“Presiden Biden mungkin salah bicara, tapi negara saya tidak pantas diberi label seperti itu,” kata Marape, seraya mendesak AS untuk membersihkan negaranya dari jasad-jasad korban Perang Dunia II.
Dia menegaskan rakyatnya tak terlibat dalam Perang Dunia II sehingga tidak perlu diseret-seret dalam konflik.
“Saya mendesak Presiden Biden agar Gedung Putih mempertimbangkan membersihkan jenazah Perang Dunia II sehingga kebenaran tentang hilangnya prajurit seperti Ambrose Finnegan dapat dikesampingkan,” katanya.
Kecaman juga datang dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Papua Nugini Justin Tkatchenko. Dalam posting-an di Facebook, dia menyebut Biden tak memiliki informasi valid tentang Papua Nugini yang dampaknya bisa merusak hubungan kedua negara yang sudah terpuruk. Hubungan AS dan Papua Nugini memburuk sejak beberapa tahun terakhir di tengah meningkatnya pengaruh China di Pasifik.
“Pernyataan dari Presiden yang saat ini menjabat (Joe Biden) jelas-jelas keliru ini adalah titik terendah dalam hubungan bilateral kita,” kata Tkatchenko, dalam posting-an.