"Ini sejalan dengan peningkatan pembelanjaan senjata di Rusia untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya," kata Wezeman, seperti dikutip Associated Press.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah laporan SIPRI, sebuah perusahaan Rusia, yakni Almaz-Antey, yang berbasis di Moskow dan milik negara yang membuat sistem pertahanan udara canggih di antara hal-hal lain, terdaftar di antara 10 perusahaan senjata top dunia.
Laporan itu mencatat, Rusia memulai sebuah inisiatif untuk mengkonsolidasikan industri persenjataannya pada 2007, sebuah proses berkelanjutan yang diharapkan akan segera selesai.
Secara keseluruhan, AS masih mendominasi penjualan, dengan 42 perusahaan menguasai dan berkontribusi sebesar 57 persen dari total penjualan senjata di dunia, termasuk produsen senjata terbesar dunia, Lockheed Martin Corp.
Perkembangan penting lainnya, laporan itu menyoroti peningkatan 24 persen dalam penjualan perusahaan senjata Turki pada 2017 dibanding tahun sebelumnya.
"Itu mencerminkan ambisi Turki untuk mengembangkan industri persenjataannya untuk memenuhi permintaan senjata yang terus meningkat dan menjadi kurang bergantung pada pemasok asing," kata Wezeman.
Sebagai informasi, perusahaan China tidak termasuk dalam laporan SIPRI karena statistik yang tidak dapat diandalkan.