KAIRO, iNews.id - Hamas meminta jaminan nyata dari dunia internasional untuk memastikan berakhirnya serangan Israel di Jalur Gaza. Hamas dan Israel menggelar negosiasi tidak langsung di Kota Sharm El Sheikh, Mesir, sejak Senin (6/10/2025), guna mencapai gencatan senjata dan pertukaran tahanan di bawah rencana perdamaian yang diusulkan Presiden AS Donald Trump.
Pemimpin Hamas Khalil Al Hayya menegaskan, kelompok perlawanannya siap mencapai kesepakatan penuh gencatan senjata, termasuk membebaskan semua sandera Israel.
"Kami menegaskan kesiapan penuh untuk mencapai (kesepakatan) guna mengakhiri perang, menarik pasukan Israel dari Gaza, dan membebaskan semua sandera Israel, baik yang hidup maupun mati, dengan imbalan tahanan Palestina sebagaimana ditentukan dalam rencana Trump," ujar Al Hayya, stasiun televisi pemerintah Mesir, Al Qahera News.
Dia mengingatkan, meski proses negosiasi sedang berlangsung, pasukan Israel masih terus membunuh warga Gaza dan mencegat masuknya bantuan kemanusiaan.
"Penjajah Israel terus membunuh dan memblokade bantuan, terutama di Gaza utara, sejak kami mengumumkan persetujuan terhadap rencana Trump," katanya, merujuk pada Jumat pekan lalu.
Selain itu, lanjut Al Hayya, Israel juga melanggar kesepakatan gencatan senjata pertama pada November 2023 kemudian melanjutkan perang.
"Israel tidak pernah menepati janji sepanjang sejarah," ujarnya.