JAKARTA, iNews.id - Harga rudal Patriot, sistem pertahanan udara buatan perusahaan Amerika Serikat (AS) Raytheon, jelas tidak murah. Rudal Patriot menjadi pembicaraan setelah Presiden Donald Trump mengumumkan pengerahannya ke Ukraina untuk membantu negara itu menangkis serangan Rusia.
Sebenarnya Ukraina sudah menggunakan sistem pertahanan udara ini sebelum Trump mengumumkannya. Presiden AS sebelumnya Joe Biden sudah lebih dulu mengirim Patriot, namun Trump yang baru menjabat pada Januari lalu sempat menghentikannya.
Patriot sebenarnya tidak dirancang untuk mencegat rudal hipersonik Rusia. Setidaknya Raytheon belum mengonfirmasi apakah rudal tersebut mampu melakukannya.
Namun pada Mei 2023, AS mengklaim Ukraina menggunakannya untuk menembak jatuh rudal hipersnik Kinzhal Rusia.
Raytheon, dalam keterangan di situs web resmi, mengklaim sejak Januari 2015, Patriot telah mencegat lebih dari 150 rudal balistik dalam berbagai operasi tempur.
Hal yang harus dipahami, Patriot adalah satu sistem pertahanan, bukan sekadar rudal. Sistem tersebut setidaknya terdiri atas radar, alat peluncur, hingga rudalnya.
Data Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) mengungkap, satu baterai Patriot yang baru diproduksi memiliki harga lebih dari 1 miliar dolar AS (sekitar Rp16,2 triliun).
Jika diperinci, 400 juta dolar AS untuk sistem dan 690 juta dolar untuk rudal dalam satu baterai.
Sementara harga satu rudal Patriot diperkirakan sekitar 4 juta dolar atau sekitar Rp65,1 miliar.