TOKYO, iNews.id - Dua petinju Jepang tewas beberapa hari setelah bertanding. Keduanya tewas akibat permasalahan pada otak usai bertanding di ajang yang sama, namun dengan lawan berbeda.
Petinju kelas bulu super, Shigetoshi Kotari, dan kelas ringan, Hiromasa Urakawa, bertarung di Korakuen Hall, Tokyo, pada 2 Agustus kemudian meninggal beberapa hari kemudian setelah menjalani operasi otak.
Media Jepang menyoroti risiko para petinju yang mengalami dehidrasi untuk menurunkan berat badan dengan cepat sebelum penimbangan berat badan.
"Dehidrasi membuat otak lebih rentan terhadap pendarahan," demikian analisis surat kabar Asahi Shimbun.
Sementara itu para pejabat asosiasi tinju Jepang menggelar rapat darurat pada Selasa (12/8/2025) setelah kejadian ini.
Komisi Tinju Jepang (JBC), para pemilik sasana tinju, serta pejabat lainnya berada di bawah tekanan untuk bertindak dan akan mengadakan rapat darurat.
Mereka juga diperkirakan akan menggelar pertemuan tentang standar keselamatan pada bulan depan.
“Kami sangat menyadari tanggung jawab sebagai pengelola olahraga ini,” ujar Tsuyoshi Yasukochi, Sekjen JBC, seprti dikutip dari AFP, Senin (11/8/2025).