Walaupun skema ini dipandang berhasil di Finlandia, kebijakan ini memiliki sejumlah kekurangan. Rumah tidak langsung tersedia dan rata-rata satu dari lima orang kembali menjadi tunawisma.
Memberikan rumah ke penduduk dengan cara seperti ini tidaklah murah.
Finlandia harus mengeluarkan 300 juta euro atau Rp4,8 triliun dalam sepuluh tahun terakhir, menyediakan 3.500 rumah baru bagi tunawisma, dan memerlukan lebih dari 300 petugas baru.
Salah satu pendiri program perumahan di Finlandia, Juha Kaakinen, mengatakan ini hanya bisa berhasil jika para pejabat benar-benar terlibat.
"Di banyak tempat, Housing First adalah sejumlah proyek kecil dengan beberapa rusun yang tersedia. Anda perlu memperbesar untuk mengurangi tunawisma dan karena itulah ini harus menjadi kebijakan nasional, jika tidak ini akan menghadapi kegagalan."
"Masalah utamanya adalah kurangnya perumahan sosial yang terjangkau. Untuk mengatasi tunawisma, itulah yang Anda perlukan. Jika tidak, ini akan menjadi pekerjaan yang sangat sulit."