TEL AVIV, iNews.id - Israel dilanda kebingungan setelah sistem pertahanan udaranya gagal mencegat rudal kelompok Houthi Yaman yang membawa bom klaster dalam serangan pada Jumat pekan lalu. Ini merupakan kali pertama Houthi menggunakan bom yang dilarang penggunaannya oleh 100 lebih negara itu sejak perang meletus pada Oktober 2023.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) langsung membuka penyelidikan internal. Fokusnya adalah mengungkap, mengapa rudal berisi ratusan bom kecil itu lolos dari radar dan sistem pencegat, hingga sempat meledak di udara dan menyebarkan bom ke area luas.
“Siapa pun yang menyerang, kami membalas mereka. Siapa pun yang berencana menyerang, kami serang mereka. Saya yakin seluruh kawasan ini sedang mempelajari kekuatan dan tekad negara Israel,” ujar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dikutip dari BBC, Selasa (26/8/2025).
Video Houthi Picu Kekhawatiran
Tak lama setelah serangan, Houthi merilis video yang memperlihatkan bom-bom kecil berjatuhan dari udara. Salah satunya mendarat di halaman rumah warga di Kota Ginaton, Israel tengah, menimbulkan kerusakan ringan.
Bom klaster dikenal sangat berbahaya karena menyebarkan ratusan hingga ribuan submunisi ke area luas. Sebagian bom sering kali tidak meledak, sehingga bisa menimbulkan ancaman bagi warga sipil bertahun-tahun setelah perang usai.