Untuk menghindari terlibat dalam panggilan suara dengan tentara, para utusan yang menyamar sebagai perempuan muda mengaku sulit mendengar atau mengaku sebagai imigran baru yang tak bisa bahasa Ibrani, menurut Conricus.
Setelah kontak dibuat, pesan-pesan selanjutnya mendorong tentara untuk mengklik tautan untuk mengunduh aplikasi yang memungkinkan bertukat foto lebih mudah.
Aplikasi ini, yang diidentifikasi oleh militer sebagai Catch & See, ZatuApp, dan GrixyApp, berusaha menginfeksi ponsel tentara dengan malware yang akan memberikan Hamas akses total ke perangkat.
Militer menyebut serangan itu dimulai beberapa bulan lalu dan bahwa Israel melakukan pertahanan" dalam beberapa hari terakhir, tetapi tidak mengesampingkan pembalasan.
"Tindakan bermusuhan oleh Hamas di dunia maya membawa dampak di dunia nyata," kata Conricus.
Hamas dan Israel berperang tiga kali sejak 2008 tetapi selama setahun terakhir, kelompok Islamis itu secara bertahap membentuk gencatan senjata informal dengan Israel, di mana negara Yahudi itu meredakan blokade di Gaza.