Istri Polisi Siksa Pembantu Selama 10 Bulan hingga Tewas, Dituntut Penjara Seumur Hidup

Djairan
Ilustrasi jenazah korban penyiksaan. (Foto: AFP)

SINGAPURA, iNews.id – Gaiyathiri Murugayan (40), istri seorang polisi di Singapura, menyiksa pembantunya selama hampir 10 bulan dalam kurun 2015–2016. Akibatnya, sang pembantu yang ketika itu berusia 24 tahun, tewas.

Kini, Gaiyathiri harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Jaksa menuntut hukuman seumur hidup untuk perempuan itu setelah mengaku bersalah atas 28 dakwaan dari penyiksaan hingga pembunuhan.

Rekaman video mengerikan diputar di salah satu pengadilan di Singapura, Selasa (23/2/2021). Video itu memperlihatkan pembantu rumah tangga perempuan bernama Piang Ngaih Don dengan tubuh kurus dijambak rambutnya oleh Gaiyathiri. Tak hanya itu, tubuhnya juga diguncang layaknya boneka.

Tak cukup sampai di situ, Piang yang berkewarganegaraan Myanmar, disiksa secara fisik hampir setiap hari selama hampir 10 bulan oleh majikannya. Dia jarang diberi makan dan istirahat, selain disuruh mandi dan buang air dengan pintu toilet terbuka.

Dalam 12 hari terakhir hidupnya, Piang diikat ke kisi-kisi jendela di malam hari saat dia tidur di lantai. Dia hanya memiliki berat 24 kg saat meninggal dunia pada 26 Juli 2016. Dia kehilangan 38 persen dari berat badannya sejak mulai bekerja dengan Gaiyathiri pada 28 Mei 2015.

Siksaan demi siksaan yang diderita Piang di bulan terakhir hidupnya terekam jelas di kamera pengawas (CCTV) yang dipasang Gaiyathiri dan suaminya, Kevin Chelvam (41) di berbagai sudut kediaman mereka di Bishan, Singapura. Sedianya, CCTV itu untuk memantau kegiatan sang pembantu dan kedua anak mereka.

Ibu Gaiyathiri, Prema S Naraynasamy (61), yang kerap tinggal di rumah anak dan menantunya itu, juga terlihat dalam rekaman penyiksaan tersebut. Baik Chelvam maupun Prema juga sama-sama didakwa terkait luka-luka di tubuh korban. Kasus mereka sedang menunggu sidang pengadilan.

The Straits Times melansir, Rabu (24/2/2021), jaksa mengatakan bahwa Piang punya seorang putra berusia 3 tahun di Myanmar. Perempuan muda itu terpaksa bekerja di luar negeri untuk pertama kalinya demi menghidupi keluarganya di kampung. Selama bekerja sebagai pembantu di Singapura, dia tidak diizinkan memiliki ponsel ataupun menikmati waktu libur.

Editor : Ahmad Islamy Jamil
Artikel Terkait
Internasional
23 jam lalu

Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Perairan Malaysia-Thailand, Ratusan Orang Hilang

Megapolitan
5 hari lalu

Kronologi Pria Dililit Kawat hingga Tewas di Bogor, Dipicu Tolak Pinjamkan Uang

Megapolitan
5 hari lalu

Pria Di Bojonggede Bogor Tewas Terlilit Kawat gegara Tak Pinjamkan Uang

Destinasi
6 hari lalu

Liburan ke Singapura Jelas Makin Hemat, Ada Diskon Hotel hingga 40%

Internasional
7 hari lalu

Profil Yifat Tomer Yerushalmi, Jenderal Israel yang Bocorkan Video Penyiksaan Tahanan Palestina

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal