YERUSALEM, iNews.id – Sudah hampir sebulan Joe Biden menjabat presiden AS. Namun, sejak pelantikannya 20 Januari lalu, politikus Partai Demokrat itu belum juga menelepon Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Bagi banyak kepala negara atau kepala pemerintahan, mendapat telepon dari presiden AS yang baru dilantik adalah sebuah kehormatan. Telepon itu tidak diartikan sekadar basa-basi politik, melainkan juga wujud persahabatan antara dua negara. Apalagi bagi Israel, yang tercatat sebagai salah satu sekutu lekat Amerika Serikat, sejak negara Yahudi itu berdiri.
Pada Senin (15/1/2021) kemarin, Netanyahu mengakui ada sejumlah perbedaan antara dia dan Biden, khususnya menyangkut Iran dan Palestina. Akan tetapi, dia mengaku menikmati hubungan kerja yang “sangat kuat” dengan Biden.
Pada Jumat (12/2/2021) lalu, Gedung Putih menyatakan, belum adanya telepon dari Biden ke Netanyahu bukanlah sebuah “penghinaan yang disengaja”. Kantor kepresidenan AS itu berusaha meyakinkan publik bahwa keduanya akan segera berbicara.
“Jelas, kami memiliki hubungan yang panjang dan penting dengan Israel. Presiden (Biden) telah mengenalnya (Netanyahu) dan telah menangani berbagai masalah yang menjadi komitmen bersama selama beberapa waktu,” ungkap Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, kala itu.
“Itu hanya cerminan dari fakta bahwa kami baru berada di sini (Gedung Putih) selama tiga setengah minggu. Dia (Biden) belum menelepon semua pemimpin global satu per satu, dan dia sangat ingin melakukannya dalam beberapa minggu ke depan,” ujarnya.
Sementara, Netanyahu yakin bakal menerima telepon dari Biden. Alasannya, dia dan Biden adalah sahabat lama.