Serangan tersebut menyebabkan sekitar 700.000 kaum Rohingya, termasuk Mohibullah, melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.
Human Rights Watch menyebut Mohibullah sebagai suara vital bagi komunitas Rohingya. Dia dinilai selalu membela hak-hak kaum Rohingya untuk kembali dengan aman dan bermartabat serta memiliki suara dalam keputusan mengenai kehidupan dan masa depan mereka.
"Pembunuhan adalah risiko yang dihadapi oleh orang-orang di kamp-kamp saat mereka berbicara untuk kebebasan dan menentang kekerasan,” kata direktur kelompok hak asasi Asia Selatan, Meenakshi Ganguly.
Dia meminta pihak berwenang Bangladesh segera menyelidiki pembunuhan Mohibullah bersama dengan serangan lain terhadap aktivis Rohingya di kamp-kamp itu.
Secara keseluruhan, Bangladesh telah menampung lebih dari 1,1 juta pengungsi Rohingya dari Myanmar.