Pengacara mengatakan, dokter klinik salah mendiagnosis penyakit pria tersebut dan mengobatinya dengan memberikan suntikan yang menyebabkan disfungsi ereksi invasif. Padahal bukan penanganan yang tepat. Suntikan yang diberikan dengan diagnosis yang tak tepat itu justru menyebabkan kerusakan permanen pada fungsi alat vital pasien.
"Skema perusahaan mengeksploitasi rasa takut guna memanipulasi pasaien ini agar menjalani pengobatan tersebut," kata Rowley.
Hukuman kompensasi tersebut merupakan jumlah terbesar yang pernah diberikan oleh juri dalam kasus malapraktik medis di AS.
"Ini adalah kasus yang memecahkan rekor nasional dan tepat karena menurut saya tidak ada tempat bagi profesional berlisensi untuk menipu pasien demi uang. Itu adalah pelanggaran sangat berat terhadap tugas fidusia," kata Lori Bencoe, pengacara lainnya.