Namun, selama persidangan, Hogel mengaku kepada seorang psikiater bahwa dia membunuh hingga 30 orang. Usia termuda korbannya adalah 34 tahun dan yang tertua adalah 96.
Para penyidik kemudian mengembangkan penyelidikan, menggali kubur 130 mantan pasien, dan mencari bukti obat yang dapat memicu serangan jantung. Mereka juga meneliti catatan di rumah sakit tempat Hogel bekerja.
Catatan yang ada di rumah sakit Oldenburg menunjukkan, tingkat kematian dan resusitasi naik dua kali lipat saat giliran Hogel berjaga, seperti dilaporkan media Jerman.
Jaksa berpendapat, Hogel secara acak memilih pasien dan menyuntik mereka dengan campuran obat-obatan yang menyebabkan mereka menderita serangan jantung atau menderita komplikasi lain sehingga dia bisa melakukan resusitasi atau menghidupkan mereka kembali.
"Kantor kejaksaan mengasumsikan bahwa dia menciptakan situasi yang mengancam jiwa untuk menunjukkan keterampilan resusitasi kepada kolega dan atasan," demikian isi dakwaan.
Jaksa juga mengatakan, ada kemungkinan Hogel melakukan pembunuhan karena merasa bosan.