Pemberton bersaksi di pengadilan bahwa dia telah menyerang Laude setelah menyadari perempuan itu transgender, tetapi mengklaim dia masih hidup saat dia meninggalkan kamar hotel.
Pengacara keluarga Laude menyesalkan keputusan Presiden Duterter membebaskan tersangka pembunuhan. Dia melihat keputusan tersebut justru melukai penegakan hukum di Filipina.
"Ini adalah ketidakadilan lainnya, tidak hanya untuk Jennifer Laude dan keluarganya, tetapi juga ketidakadilan yang buruk bagi rakyat Filipina," kata Virginia Suarez.
"Ini adalah parodi kedaulatan dan demokrasi Filipina," lanjutnya.
Keputusan itu juga membuat marah kelompok LGBTQ, mereka menganggap keputusan Duterte mengirimkan "pesan keras dan jelas bahwa kehidupan seorang perempuan transgender di Filipina bukan yang perlu diperhatikan", kata UP Babaylan, kelompok hak asasi LGBT lokal dalam sebuah pernyataan.