Namun semuanya menerima pendidikan, makanan dan baju, dengan biaya yang harus ditanggung Alaa sekitar Rp400.000 setiap bulan.
Risiko terbesar yang dia hadapi adalah ketidakpastian di kawasan itu. Bentrokan masih terjadi secara berkala dan Aleppo berbatasan dengan Provinsi Idlib, yang dikuasai kelompok pemberontak.
"Saya menyalahkan semua pihak atas perang ini, siapapun mereka, karena banyaknya korban tewas dari warga sipil," katanya.
"Kami membangun komunitas kami dan peranan saya adalah membangun kembali penampungan saya. Persahabatan antara binatang adalah satu hal yang mulia dan kita harus belajar dengan mereka. Saya akan tetap bersama mereka, apa pun yang terjadi."
"Dunia tampaknya tak dapat menyelesaikan perang. Itulah mengapa banyak pengungsi di seluruh dunia, khususnya di Timur Tengah."
"Saya tak mau jadi pengungsi. Saya ingin tinggal di negara saya, Suriah. Saya ingin membantu, apa pun yang saya bisa," tutupnya.