Kisah Tahanan Muslim Xinjiang, Dipaksa Makan Babi dan Dilarang Salat

Anton Suhartono
Warga di Brussel berunjuk rasa mendesak Uni Eropa membantu pembebasan muslim di Xinjiang (Foto: AFP)

Pria dari etnis Kazakh itu menghabiskan beberapa pekan di kamp Karamay sebelum pindah ke Turki pada tahun lalu. Menurut dia, aktivitas yang dialaminya meninggalkan trauma dan jauh dari kesan mendidik.

Para tahanan, kata Bekali, dipaksa untuk menghapus keyakinan sebagai muslim.

"Setiap pagi, pukul 07.00 hingga 07.30, kami harus menyanyikan lagu kebangsaan China. Kami bernyanyi bersama, 40 atau 50 orang, menghadap tembok," kata Belaki, kepada AFP, di Istanbul.

"Saya tidak pernah benar-benar ingin bernyanyi, tetapi karena diulangi setiap hari, lagu itu jadi meresap. Bahkan setahun kemudian, musik itu masih beresonansi di kepala saya," katanya.

Lahir di Xinjiang dari orangtua etnis Uighur dan Kazakh, Bekali berangkat ke Kazakhstan pada 2006 untuk mencari pekerjaan. Di sana, dia mendapat kewarganegaraan.

Namun saat berkunjung ke Xinjiang pada Maret 2017 untuk perjalanan bisnis, dia ditangkap dengan tuduhan membantu terorisme. Setelah menghabiskan 7 bulan di penjara, dia dikirim ke kamp tersebut.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
13 jam lalu

Wow, Rusia Akan Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Bulan

Internasional
22 jam lalu

Trump Sebut Libur Natalnya Terganggu Konflik Ukraina

Internasional
1 hari lalu

China Temukan Harta Karun, Klaim Cadangan Emas Bawah Laut Terbesar di Asia

Internasional
8 hari lalu

Pria Ini Dipecat dari Pekerjaan gara-gara Sering Izin ke Toilet

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal