Saat giliran saya tiba, saya tidak bisa memaksa diri saya untuk membungkuk. Saya belum pernah melakukannya dan saya terpaku. Hal yang kemudian saya lakukan adalah meraih tangan sang calon raja Saudi dan menjabatnya erat.
Saya ingat raut wajahnya yang terkejut. Namun dia tampaknya tidak mengambil pusing soal protokol kerajaan saya yang berantakan.
Saya juga tidak menyebutkan kenakalan Pangeran Mohammed di kelas, karena pada saat itu, saya memutuskan berhenti dan kembali ke Inggris.
Tidak lama setelah itu, direktur istana El Shahry memberi saya teguran keras karena gagal mengikuti etika kerajaan.
Selain Pangeran Khaled, yang kini menjabat sebagai duta besar Saudi untuk Amerika Serikat, para pangeran lain yang saya ajar memilih menjauh dari mata penasaran publik.
Kini, saya mengingat kembali episode singkat yang luar biasa itu, dan menyaksikan mantan murid saya menapaki panggung dunia.