Dua tentara yang berjagadi menara sempat terlempar keluar dan mengalami gegar otak.
"Bagaimana mereka bisa selamat, ini merupakan mukjizat Tuhan," kata Garland.
Menurut dia, Iran tampaknya sengaja menjeda antara satu serangan dan tembakan lainnya dalam waktu agak lama agar orang di pangkalan mengira serangan telah berakhir. Kondisi ini menunjukkan bahwa serangan itu ditujukan untuk membunuh tentara AS.
Namun tentara AS dan koalisi memilih tetap bertahan di bunker dan baru keluar sampai benar-benar memastikan bahwa mimpi buruk telah berakhir.
Sementara itu Komandan Korps Garda Revolusi Iran Hossein Salami mengatakan pada Minggu (12/1/2020) bahwa rudal yang ditembakkan saat itu bukan untuk membunuh tentara AS.