JAKARTA, iNews.id - Serangan bom yang menargetkan hotel dan gereja di Sri Lanka, Minggu (21/4/2019), menimbulkan pertanyaan besar, mengapa umat Krisitiani dan kepentingan asing yang disasar.
Padahal, umat Kristiani terbilang tak pernah terlibat dalam konflik sektarian dan jumlahnya hanya 6 persen saja dari total populasi.
Sejarah konflik di masa lalu tak banyak mengaitkan dengan umat Kristiani, melainkan Budha sebagai agama yang dianut lebih dari 70 persen warga Sri Lanka.
Selain itu populasi Sri Lanka diisi oleh sekitar 12 persen penganut Hindu dan Islam yang pemeluknya tak sampai 10 persen.
Karena itu tak heran jika Pemerintah Sri Lanka mencoba mengurai benang kusut di balik serangan brutal ini dengan meminta bantuan internasional. Sejauh ini belum ada pihak yang bertanggung jawab, meskipun otoritas keamanan sudah menangkap 13 orang.