Pada 1930, sepertiga wilayah New Orleans berada di bawah permukaan laut. Saat badai Katrina menghantam kota ini pada 2005, luas wilayah New Orleans yang tenggelam naik menjadi setengahnya.
New Orleans sangat rentan terhadap kenaikan permukaan air laut. Hal ini karena kota dibangun di atas tanah yang gembur serta letaknya dekat dengan pantai. Menurut para ahli, setiap tahunnya New Orleans ambles sekitar 1 sentimeter.
Washington DC juga merupakan salah satu kota yang terancam tenggelam. Penelitian yang dilakukan pada 2015 menunjukkan permukaan tanah di kota ini turun lebih dari 15 sentimeter dalam 100 tahun mendatang.
Tenggelamnya kota ini disebabkan oleh lapisan es yang berasal dari zaman es terakhir. Lapisan es tersebut mendorong daratan di bawah Teluk Chesapeake Bay ke atas. Menurut para peneliti, akan terjadi penurunan tanah secara bertahap.
Ketinggian muka tanah Houston, Amerika Serikat ambles. Kota ini pun terancam tenggelam, salah satu faktornya adalah penyedotan air tanah yang berlebihan.
The Houston Chronicle melaporkan, Houston mengalami penurunan tanah 3 meter. Peristiwa tersebut terjadi sejak 1920-an.
Kota ini terus tenggelam 2 inci per tahunnya. Guna mengatasi masalah tersebut, pada 1975 pemerintah telah mencoba untuk menciptakan distrik khusus untuk pengambilan air tanah.
Meksiko City menjadi salah satu kota yang terancam tenggelam. Saat ini tingkat tenggelamnya pada tahap mengkhawatirkan, yaitu 50 sentimeter per tahun.
Kota Meksiko tenggelam lantaran pengambilan air dari tanah. Selain itu, menurut EcoWatch, ekstraksi air tanah menyebabkan air kota turun sekitar 38 sentimeter per tahun.
Diketahui, Kota Meksiko dibangun di atas kota Aztec Tenochtitlan dan Danau Texcoco. Kota tersebut dibangun di atas danau yang dikeringkan dalam kawah gunung berapi tua.