Seseorang yang enggan disebut namanya mengatakan, banyak pengunjung dan kupu-kupu tidak khawatir dengan adanya klaster Covid.
"Mereka tidak peduli. Banyak yang masih beroperasi secara diam-diam, menawarkan layanan seksual kepada pelanggan," katanya.
Dia juga mengatakan, kebanyakan kupu-kupu juga tidak divaksin. Meski banyak lounge ditutup, para hostes tetap beroperasi sembunyi-sembunyi.
"Mereka makin sulit ditangkap dan penyebaran virus akan jauh lebih buruk," katanya.
Kasus Covid klaster karaoke KTV telah membuat Singapura memperketat protokol kesehatan. Di antaranya beberapa pembatasan pertemuan sosial setelah sebelumnya sempat dilonggarkan.
"Kita harus melakukan pengetatan sebagai pencegahan, sehingga dapat mengurangi tingkat aktivitas secara keseluruhan dan memperlambat penularan," kata ketua bersama gugus tugas virus corona, Lawrence Wong.
Pihak berwenang juga memerintahkan sekitar 400 tempat hiburan malam ditutup selama dua minggu untuk inspeksi.