Dia mengatakan kepada Dewan Keamanan (DK) PBB, meningkatkan tekanan politik di Rusia akan membantu meredam situasi.
"Ukraina siap menggunakan semua cara yang tersedia dalam melaksanakan hak kami untuk membela diri," ujarnya.
Sementara itu, Deputi Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy menuduh Ukraina merencanakan insiden itu dan menduga itu sebagai trik untuk menaikkan popularitas Presiden Petro Poroshenko di kalangan pemilih menjelang pemilu Ukraina tahun depan.
"Bagaimana dia bisa mempertahankan kekuasaan dalam keadaan seperti ini? Sudah jelas, mengatur provokasi dan sekali lagi menuduh Rusia dari segalanya, menggelembungkan peringkat (popularitas)-nya sendiri dan menempatkan dirinya sebagai penyelamat bangsa," kata Polyanskiy.
Polyanskiy menuduh keputusan Presiden Ukraina Petro Poroshenko untuk memberlakukan darurat militer di negaranya usai insiden itu hanya bertujuan agar pemilu Ukraina, yang sedianya digelar pada 31 Maret 2019, dibatalkan.