Direktur Eksekutif Air New Zealand, Christopher Lux, mengatakan maskapai tersebut ingin merangkul keberagaman dan memperbolehkan para karyawan mengekspresikan diri atau menunjukkan warisan budaya.
"Kami ingin membebaskan semua staf kami, termasuk pemakai seragam seperti kru kabin, pilot, dan staf pelayanan pelanggan di bandara, untuk pertama kali dapat menampilkan tato ketika mereka mengenakan seragam," kata Lux, seperti dikutip BBC.
Maskapai itu menyatakan, hasil riset menemukan satu dari lima warga Selandia Baru memiliki setidaknya satu tato, dengan lebih dari 35% orang berusia 30 tahun ditato.
Orang keturunan suku Maori di Selandia Baru membuat tato atau moko dengan membenamkan pahat ke dalam kulit. Tato yang dibuat pun sarat dengan tradisi, menandai keterkaitan seseorang dengan keluarga dan identitas budaya mereka.