TEHERAN, iNews.id - Pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, pada 31 Juli lalu, membuat murka Iran. Pasalnya, pembunuhan itu terjadi di ibu kota negeri Persia tersebut, Teheran, dan Haniyeh ketika itu berstatus sebagai tamu negara.
Iran pun bersumpah akan membalas kematian Haniyeh. Pemimpin tertinggi republik Islam itu, Ayatollah Ali Khamenei, juga menegaskan bahwa sudah menjadi kewajiban Teheran untuk menghukum Israel atas pembunuhan itu.
Kini, sudah hampir sebulan berlalu sejak janji itu dicetuskan Iran, belum ada tanda-tanda kapan musuh bebuyutan Israel itu akan menunaikan janjinya.
Haniyeh terbunuh pada saat berkunjung ke Teheran, ketika menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian. Kematiannya, yang diiikuti oleh janji Iran untuk membalas dendam, memicu gelombang spekulasi dan laporan media yang menyebut bahwa serangan Iran terhadap Israel sudah dekat. Namun, tidak ada serangan seperti itu yang terjadi sampai hari ini.
Minggu lalu, juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan bahwa pembalasan terhadap Israel bisa memakan waktu lama untuk dilaksanakan. Pernyataan itu semakin menambah ambiguitas soal situasi Iran. Intelijen Amerika Serikat bahkan sudah berulang kali keliru mengeluarkan prediksi soal serangan besar-besaran Iran ke Israel.