JAKARTA, iNews.id – Dalam konflik perbatasan Thailand-Kamboja, satu senjata mencuri perhatian: PHL-03, sistem roket artileri milik Kamboja yang disebut-sebut sebagai “mimpi buruk” bagi pasukan darat Thailand.
Dikenal karena daya tembak masif dan jangkauannya yang mematikan, PHL-03 menjadi simbol baru kekuatan artileri Kamboja yang tidak bisa lagi dipandang sebelah mata.
Syukurnya, Thailand dan Kamboja telah menyepakati gencatan senjata yang berlaku efektif pada Selasa (29/7/2025), sehingga penggunaan senjata mematikan bisa dicegah.
PHL-03 adalah sistem peluncur roket multiple launch rocket system (MLRS) kaliber 300 mm buatan China yang mulai diperkenalkan ke publik pada awal 2000-an. Sistem ini merupakan hasil pengembangan dari roket Rusia BM-30 Smerch, namun disesuaikan dengan teknologi dan kebutuhan militer China dan negara-negara mitra ekspor seperti Kamboja.
Roket ini mampu meluncurkan 12 roket berpemandu maupun tidak berpemandu secara bersamaan, dengan daya jangkau hingga 150 kilometer, tergantung pada jenis amunisi yang digunakan. Dalam waktu kurang dari 1 menit, PHL-03 dapat meluluhlantakkan area luas, menjadikannya sangat efektif untuk serangan pendahuluan dan penghancuran instalasi musuh.
Kehadiran PHL-03 di arsenal Kamboja memberi dampak psikologis dan taktis signifikan terhadap Thailand. Beberapa analis pertahanan menyebut bahwa kemampuan jangkau jauh dan daya ledak besar membuat Thailand harus berpikir dua kali sebelum mengerahkan pasukan besar ke daerah perbatasan.
Apalagi, roket ini mampu digunakan dalam kombinasi dengan sistem pengintaian drone, yang memungkinkan serangan presisi ke posisi logistik, gudang amunisi, hingga pusat komando lawan dari jarak aman.
Meskipun Thailand memiliki kekuatan militer jauh lebih besar dan anggaran pertahanan lima kali lipat lebih tinggi dari Kamboja, keberadaan senjata seperti PHL-03 dapat mengganggu kalkulasi militer mereka.
Bukan hanya karena potensi kerusakan besar yang bisa ditimbulkan, tetapi juga karena PHL-03 sulit untuk dicegat secara konvensional. Rudal-rudalnya terbang dengan kecepatan tinggi dan dapat menyebar dalam pola yang menyulitkan sistem pertahanan udara menangkal semuanya secara efektif.
Dalam konflik perbatasan, PHL-03 memungkinkan Kamboja melakukan serangan dadakan atau respons cepat jika terjadi pelanggaran wilayah, membuat Thailand harus memperkuat sistem pertahanan jarak jauh dan membangun posisi-posisi anti-roket lebih banyak di perbatasan.